Mengenal White Box Testing, Metode, dan Beberapa Tekniknya

Epic99.com – White Box Testing. Salah satu metode pengujian software yang cukup unggul dan populer adalah White Box Testing. Hapi serupa dengan Black Box Testing, nyatanya kedua metode tersebut memiliki teknik yang jauh berbeda dan cenderung berbanding terbalik.

Untuk lebih jelasnya, pada artikel kali ini akan di berikan pengertiannya sekaligus teknik yang sering di gunakan.

Apa itu White Box Testing ?

White Box Testing merupakan salah satu metode pengujian perangkat lunak yang akan melibatkan struktur kode. Hal ini di karenakan pengujian dapat di lakukan untuk memastikan bahwa operasi internal sudah sesuai dengan spesifikasi serta semua komponen internalnya bisa berjalan dengan baik.

Lebih dari itu untuk sekedar menjadi informasi tambahan, Struktur Desain dan Pengkodean memang harus di uji untuk di lakukan verifikasi aliran input dan output yang bertujuan untuk meningkatkan desain sekaligus manfaatnya.

Selain itu White Box Testing juga menjadi bagian penting dari proses build otomatis dalam pipeline pengembangan Continous Integration atau Continous Delivery.

Pada sisi lainnya, White Box Testing sering di rujuk dalam konteks Static Application Security Testing (SAST) yakni merupakan pendekatan yang memeriksa kode sumber atau binary secara otomatis dan memberikan umpan balik tentang bug dan kemungkinan kerentanannya.

Dengan melakukan pengujian software menggunakan White Box Testing, nantinya kamu akan bisa mengetahui sekaligus melakukana verifikasi mengenai cara kerja bagian dalam software mulai dari kode, infrastruktur, bahkan hingga integrasi dengan sistem eksternal.

Fungsi dan Manfaat pengujian White Box Testing

Sebelum mengetahui beberapa teknik yang sering di gunakan dalam metode pengujian yang satu ini. Alangkah lebih baik jika kamu mengetahui terlebih dahulu apa itu fungsi dan manfaatnya. Berikut beberapa fungsi dari White Box Testing :

  • Untuk mengeksekusi semua loop sesuai dengan batasan operasional validitas struktur data internal.
  • Memastikan semua jalur independen yang ada di dalam modul sudah di jalankan.
  • Memastikan keputusan logis sudah di lakukan verifikasi dari sisi nilai benar dan salahnya.
  • Dapat mengetahui kesalahan tipografi dan pemeriksaan sintaks.
  • Mengetahui kesalahan logika yang cenderung muncul saat kita merancang dan mengimplementasikan fungsi, kondisi, dan kontrol yang berada di luar program.

Metode dalam White Box Testing

Di rangkum dari beberapa sumber, setidaknya terdapat 3 metode White Box Testing yakni di antaranya adalah :

1. Basis Path

Memungkinkan kamu untuk mendapatkan ukuran desain prosedural secara kompleks. Sehingga ukurann tersebutlah yang nantinya akan di jadikan acuan untuk mendefinisikan rangkaian jalur dasar eksekusi dan perancangan pengujian pada tiap jalurnya.

Selain itu Basis Path sendiri bertujuan untuk menentukan jumlah jalur independen sehingga jumlah kasus uji yang di butuhkan dapat terdefinisi secara lebih eksplisit.

2. Cyclomatic Complexity

Metode yang satu ini bisa di katakan mampu melakukan analisis jalur independen dalam sebuah sistem. Cyclomatic Complexity terdiri dari matriks perangkat lunak yanng menyediakan pengukuran kuantitatif dari serangkaian kompleksitas logika sistem. Selain itu metode ini juga mampu melakukan definisi jumlah alursecara independen yang biasanya lewat dalam program.

3. Graph Matrix

Merupakan matrix 2 dimensi yang membantu kamu untuk menentukan himpunan basis. Selain itu metode ini memiliki jumlah kolom dan jalur yang sama dengan simpul grafil aliran. Graph Matrix biasanya membedakan setiap node denngan edge melalui peletakan nilai 0 untuk jalur yang tidak terkoneksi serta 1 untuk jalur yang terkoneksi.

Teknik yang sering digunakan dalam White Box Testing

Setelah mengetahui pengertian, fungsi serta metode White Box Testing. Sekarang saatnya untuk mengetahui teknik yang sering di gunakan. Berikut beberapa di antaranya :

  • Statement Coverage, merupakan teknik yang melibatkan eksekusi dari semua pertanyaan dalam kode sumber. Statement Coverage berbentuk matriks yang di gunakan untuk menghitung dan mengukur jumlah pernyataan dalam kode sumber yang sudah di eksekusi sebelumnya.
  • Branch Coverage, biasanya di gunakan untuk menutupi semua cabang dari grafik aliran kontrol. Di mana biasanya teknik ini mencakup semua hasil baik dari sisi benar maupun salah dari setiap kondisi. Selain itu teknik Branch Coverage juga memastikan bahwa setiap cabanag dari setiap titik keputusan sistem harus di eksekusi.
  • Condition Coverage, yakni cakupan ekspresi yang di gunakan untuk menguji serta mengevaluasi variabel atau sub ekspresi dalam pernyataan kondisional. Tujuannya tidak lain adalah untuk melakukan pemeriksaan hasil individu pada setiap kondisi logis tertentu.
  • Multiple Condition Coverage, merupakan matriks yang biasanya di gunakan untuk mengeksekusi pernyataan dalam sistem pada suatu program. Di mana dalam matrik tersebut nantinya semua pernyataan akan di eksekusi dan semua kombinasi nilai kebenaran dalam keputusan harus terjadi meskipun hanya sekali.
  • Basis Path Testing, metode pengujian struktural yang melibatkan penggunaan kode sumber dari suatu program untuk menemukan setiap basis jalur memang bisa di eksekusi dalam waktu tertentu.
  • Loop Testing, merupakan teknis pengujian yang di lakukan untuk memvalidasi loop dalam struktur kontrol. Di mana Loop sendiri bisa di artikan sebagai struktur yang mulai dari awal hingga akhirnya saling terhubung.

Demikian infomasi mengenai pengertian sekaligus teknik yang sering digunakan dalam pengujian box putih. Semoga bermanfaat !

Baca Juga :

***