Game The Last of Us Part 2 : Bukan Untuk Anak-Anak

game the last of us part II II

Naughty Dog merilis The Last of Us pertama kali pada 14 Juni 2013 silam. Kala itu, seri ini ada saat PlayStation 3 (PS3) tengah bersiap-siap untuk “istirahat panjang”. Nuansa yang sama pun kini bisa kita temukan kala tujuh tahun setelahnya. Sekuel Game The Last of Us Part 2 hadir saat konsol PS4 sebelum PS5 hadir pada musim libur 2021 ini.

Ibarat kado perpisahan bagi PS4, tentu banyak hal persiapan oleh tim dari Sony Interactive Entertainment dan Naughty Dog (ND) untuk sekuel ini. Dalam catatan dan sambutannya, Neil Druckmann menuturkan bahwa merilis sekuel ini merupakan risiko lantaran banyak orang menyukai rilisan pertamanya.

Beberapa ulasan menarik dari Game The Last of Us Part 2 adalah:

Visual Yang Sangat Menarik

KINCIR menjajal langsung konfigurasi terbaik game ini di konsol PlayStation 4 Pro dengan tampilan 4K. Tak henti-hentinya di setiap babak permainan maupun cutscene yang di bawa, grafis dari game ini tampil sangat memukau.

Enggak berlebihan rasanya jika tampilan visual di The Last of Us Part 2 jadi salah satu yang terbaik dan mendobrak visual dalam beragam aspek. Tekturisasi air, rumput, hingga material lainnya di game ini sangat luar biasa detailnya.

Di dalam game, kita bakal bertemu dengan empat musim hingga beragam waktu dan cuaca. Seakan ingin memberikan kesan bagi para pemainnya, setiap visual pun hadir dengan skenario dan cinematic yang bikin kita serasa enggak mau berkedip. Meskipun belum menggunakan teknologi ray tracing, pencahayaan di game ini mampu membuat iluminasi yang sangat memuaskan.

Bukan Untuk Anak-Anak

Sebelumnya, saya sudah membahas soal visual Game The Last of Us Part 2 yang lebih mantap dari pendahulunya. Hal ini membuat adegan kebrutalan di game-nya juga bisa tersaji dengan lebih detail, realistis, dan mengejutkan.

Kamu akan menemukan banyak adegan mengerikan di game ini. Terutama nasib Ellie kalau nyawanya habis. Mau ditembaki oleh manusia, kena api molotovmu sendiri, atau di serbu oleh para makhluk terinfeksi, efeknya akan diperlihatkan dengan jelas.

Namun bukan hanya adegan berdarah saja alasan saya mengatakan ini bukan game untuk anak-anak. Rating ESRB untuk game ini sudah menegaskan kalau The last of Us Part 2 mengandung konten seksual, kekerasan, bahasa kasar, dan penggunaan obat-obatan terlarang. 

Improvisasi Yang Unik

Dari aspek permainannya, The Last of Us Part 2 membawa beberapa fitur anyar yang menarik. Kini, karakter kita bakal memiliki talent tree di mana kemampuannya bisa meningkat lewat spesialisasi tertentu. Uniknya, kita harus menemukan manual book terlebih dahulu untuk bisa mempelajarinya.

Enggak hanya itu saja, ada banyak senjata baru yang bisa pemain dapatkan kala berpetualang. Nantinya, semakin banyak jenis senjata yang kita bawa, karakter kita bisa mengatur loadout terlebih dahulu. Sistem Upgrade di game ini juga mendapat beberapa variasi baru yang bikin kita punya pilihan untuk meningkatkan kemampuannya.

Para musuh yang kita hadapi juga kini bakal mendapatkan variasi. Ada jenis Cordyceps baru bertajuk Shambler yang bisa menyemprotkan racun, atau juga musuh manusia dengan kelas Brute yang sangat susah terbunuh. Enggak hanya itu saja, para tentara Washington Liberation Front juga mempunyai anjing pemburu yang bisa mencium jejak Ellie jika dirinya sedang bersembunyi.

Realisme Yang Epik

Enggak hanya bicara soal visual saja, realisme yang berusaha ditawarkan oleh sekuel ini juga dibawa langsung kepada gameplay yang bisa kita nikmati. Kini, gerakan karakter kita maupun musuh terlihat lebih hidup. Improvisasi yang kentara dari game pertamanya adalah mekanisme dodge yang kini sangat responsif.

Dengan menekan tombol L1, kita bisa menghindari serangan musuh. Uniknya, The Last of Us Part 2 juga membawa banyak sekali variasi dari gerakan karakternya sehingga permainan benar-benar terasa sangat memikat. Ketika tersudut atau berinteraksi dengan banyak musuh sekaligus, kita bakal mendapat visual yang berbeda seiring waktu.